Menurut Putu Yudha, Chief Marketing Officer ALVA, ada empat hal yang perlu diperhatikan pemilik motor listrik dalam konteks perawatan baterai motor listrik. Paling utama jangan abai melakukan pengisian dayanya.

 “Segera mengisi baterai ketika kapasitasnya sudah mencapai 20 persen,” ucap Putu dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

 Kebiasaan melakukan pengecasan dalam kondisi baterai yang minim sangat tidak disarankan karena berpotensi membuat usia pakainya menjadi pendek alias cepat rusak.

 Proses pengecasan yang baik juga dilakukan setelah kondisinya dingin. Artinya, jangan langsung melakukan pengisian daya ketika motor habis dipakai.

(Foto, Dok : United E-Motor)

Selanjutnya, bila motor listrik tidak dipakai dalam waktu yang lama, baiknya putuskan aliran listrik dengan cara menyimpan di tempat yang aman. Setelah itu, buka penutup baterai atau keluarkan dari dock-nya.

 Proses pengeluaran baterai dari dock juga perlu perhatian. Menurut Putu, pastikan baterai terhindar dari paparan air dan debu saat penutup dibuka, atau saat baterai dikeluarkan dari tempatnya.

 “Saat disimpan, pastikan kapasitas baterai pada kisaran 40 atau 60 persen, jangan sampai di bawahnya. Suhu tempat penyimpanan baterai dari -20 0C sampai dengan 25 0C, dengan kelembaban <60 persen RH,” katanya.

 Bicara kebiasaan dalam hal pengisian daya, Hendro Sutono selaku pegiat motor listrik dan juru bicara Komunitas Sepeda Motor Listrik (Kosmik), juga menyarankan agar tidak sering-sering melakukan pengisian daya menggunakan model fast charging, khususnya bagi motor listrik dengan sistem baterai tanam.

 Meski fast charging memiliki kelebihan soal kecepatan pengisian daya pada baterai, tapi tanpa disadari ada efek buruk karena bisa merusak komponen di dalam untuk jangka panjangnya.

 “Baiknya gunakan charger bawaan atau aslisnya, kalau fast charging artinya memaksakan suatu energi yang besar ke dalam beterai dalam waktu singkat. Baterai dipaksa menyerap energi besar dalam waktu singkat sehingga akan cepat lelah,” ucapnya.

 Tak hanya itu, agar usia baterai motor listrik lebih lama, disarankan bagi penggunanya tak memforsir pemakaian meski secara spesifikasi pabrikan punya jarak tempuh yang cukup jauh.

 Pasalnya, bila dalam sekali jalah pengguna menggunakan motor listrik lebih dari 50 kilometer, dikhawatirkan suhu internalnya naik imbas adanya discharge yang dilakukan oleh dinamo.

 Dengan suhu yang menjadi panas, secara otomatis akan mempengaruhi kondisi dari baterai. Parahnya lagi sampai memberikan dampak terhadap performa baterai yang menurun hingga cepat rusak.