Kendaraan listrik memang semakin populer di Indonesia. Seiring dengan mulai banyaknya pabrikan otomotif yang bermarkas di Tanah Air, mengeluarkan ragam produknya, baik mobil maupun motor ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, langkah pemerintah memberikan berbagai kemudahan terkait pembelian roda empat dan roda dua listrik, juga menjadi salah satu pematik kendaraan listrik di Indonesia semakin masif. Namun, perlu disadari, ada salah satu faktor yang cukup penting, demi terciptanya lebih besar pasar elektrifikasi di pasar dalam negeri yaitu ekosistem pendukung.
Ekosistem kendaraan listrik, seperti infrastruktur pendukung dari berbagai sisi, seperti tempat pengisian baterai atau yang biasa disebut Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), model kendaraan listrik, dan juga rantai pasokan baterai serta komponen kendaraan listrik.
Dijelaskan Ketua Umum Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik AEML), Dannif Utojo Danusaputro, ekosistem menjadi salah satu faktor penting, agar permintaan kendaraan listrik terus berkelanjutan.
“Kita melihat, bahwa ekosistem itu, tidak hanya dari sisi suplai tapi juga demand. Kita ingin tekankan, untuk terjadi demand yang sustain atau berkelanjutan, harus ada ekosistemnya berjalan,” jelas Dannif.
Sementara itu, Dannif mengatakan, ekosistem yang terbentuk di Indonesia, sebaiknya juga tercipta secara merata. Artinya, di seluruh wilayah Tanah Air, dimungkinkan untuk memiliki infrastuktur yang memadai. Dengan begitu, adopsi kendaraan listrik akan semakin cepat terealisasi.
Selain itu juga, perlu diingat jika terkait faktor keamanan, dan jangan sampai ada produk di jalan terkait kendaraan listrik yang tidak sesuai standar keamanan sehingga mempengaruhi kepercayaan dari masyarakat yang sedikit demi sedikit tengah dibangun.
“Jadi jangan sampai nanti ada produk di jalan yang tidak sesuai standar keamanan. Ini yang terus kita coba pastikan karena untuk menciptakan kesadaran, kalau ada insiden misalnya baterai berasap, itu kan menurunkan kepercayaan masyarakat,” tegasnya.
Ekosistem Bisa Rampung 2027-2028
Pentingnya ekosistem kendaraan listrik tercipta di Indonesia, juga disadari oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan, orang nomor satu di negara ini, menargetkan ekosistem kendaraan listrik ini bisa rampung terbentuk pada 2027-2028.
Bahkan, pria yang akrab disapa Jokowi ini, juga memiliki optimistis yang besar jika Indonesia akan memiliki industri kendaraan listrik yang besar pada masa depan.
“Menyiapkan industri prekusor, industri ekspor, EV-nya, lithium baterainya, kan baru kita siapin. Mungkin selesai 2027, Insya Allah 2028. Tapi memang harus dicek betul itu, berapa bulan ada perkembangan, ada progress-nya enggak,” seperti dikutip CNBC.
Dengan begitu, Jokowi juga menegaskan, Indonesia jangan takut apabila digugat oleh negara lain atas kebijakan larangan ekspor bahan mentah ke luar negeri. Seperti diketahui, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia.
Nikel sendiri, menjadi salah satu material untuk kebutuhan pembuatan baterai kendaraan listrik.
Dorong Percepatan KBLBB, Pemerintah Tingkatkan Jumlah SPKLU dan SPBKLU
Percepatan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), dengan meningkatkan jumlah SPKLU dan SPBKLU juga dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya MIneral (ESDM)
Dijelaskan Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, hingga saat ini secara total telah terdapat sebanyak 332 Unit SPKLU/Charging Station di 279 lokasi publik dan juga terdapat 369 Unit SPBKLU/Battery Swap Station tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Termasuk diantaranya SPKLU/Charging Station di destinasi pariwisata, misalnya dalam rangka Presidensi G20 telah dibangun 24 Charging Station di 17 Lokasi di Pulau Bali (2 diantaranya adalah unit UltraFast Charging 200kW). Selain itu, SPKLU juga telah dibangun di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur dan Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur.
“Diharapkan dengan jumlah SPKLU yang semakin banyak, dan dibarengi teknologi pengisian yang makin maju, proses pengisian ulang baterai kendaraan listrik hanya memerlukan waktu pengisian baterai antara 30 s.d. 90 menit, sehingga dapat membuat mobil listrik makin menarik bagi para pengguna kendaraan bermotor,” jelas Nugroho.M.P. Dwinugroho.
Sumber dari wawancara, dan mengutip laman CNBC Indonesia, dan laman resmi kementeria