Penggunaan sepeda motor listrik di Tanah Air mulai meningkat. Banyak masyarakat yang mulai beralih dengan beragam alasan, paling utama terkait efisiensi biaya pengeluaran.

Seperti diketahui, banyak studi mengatakan menggunakan motor listrik tak hanya ikut berkontribusi melestarikan lingkungan, tapi juga menghemat dompet.

Beberapa waktu lalu, Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Senda Hurmuzan mengatakan, saat ini kemampuan jelajah motor listrik rata-rata mencapai 40 sampai 60 kilometer (km) dalam satu kali pengisian baterai hingga penuh.

Mengendarai motor listrik untuk menempuh jarak sekitar 40 km memerlukan energi listrik rata-rata sebesar 1 kWh, yang bila dicairkan tarifnya hanya Rp 1.450 per kWh.

Sementara motor biasa dengan jarak yang sama, setara 1 liter Pertalite dengan harga Rp 10.000 per liternya. Dari data ini sudah terlihat perbandingan efisiensi pengeluarannya, belum lagi ditambah dengan biaya servis motor konvensional yang tentunya tidak bisa dibilang murah juga.

Namun mengendarai motor listrik tidak bisa disamakan dengan membawa motor konvensional atau mesin bensin. Ada beberapa prilaku yang harus diperhatikan agar usia pakainya lebih awet.

Apa saja prilaku yang harus diperhatikan, berikut ringkasannya :

 

  1. Parkir

Terlihat sepele, tapi kebiasaan memarkirkan motor di tempat terbuka saat siang hari tanpa ada perlindungan apapun ternyata bisa berdampak fatal.

Fatal di sini akan membuat kualitas baterai motor listrik berkurang. Bahkan dampak paling besar bisa memicu kerusakan seperti baterai yang kembung sampai menyebabkan kerusakan dan tak bisa digunakan lagi.

Bila sudah demikian, tentu ongkos pergantian baterainya sangat mahal. Karena seperti diketahui, 60 persen harga motor listrik dipengaruhi dari komponen baterai.

“Sebisa mungkin hindari parkir yang langsung terpapar sinar matahari. Kondisi tersebut cepat atau lambat akan membuat baterai rusak karena menerima panas yang berlebih dari internal dan eksternal,” kata Darto teknisi Selis beberapa waktu lalu.

 

  1. Waktu Pengisian

Kebiasaan lain yang harus diperhatikan adalah masalah pengisian daya untuk baterai. Usahakan ketika motor habis dikendarai jangan langsung dicas.

Diamkan beberapa waktu lebih dulu agar proses pendinginan maksimal. Setelah itu baru lakukan pengisian dayanya.

(Foto, Dok : United E-Motor)

“Bila baterai panas usai digunakan, performanya akan berkuran atau biasanya diistilahkan sulit konsisten dan bisa over-charge dan over-discharge,” katanya.

 

  1. Beban Berlebih

Mengutip dari situs resmi Selis, salah satu hal yang harus dihindari pengguna motor listrik adalah masalah daya angkutnya. Jangan biasakan untuk membawa barang atau beban secara berlebih.

Harus diingat, tiap motor listrik memiliki beban maksimal agar dinamo dapat bekerja secara maksimal. Jika kapasitas daya tidak sesuai dengan beban maksimalnya, maka motor akan menjadi panas.

Motor listrik menanggung beban berlebih akan menghasilkan ampere yang berlebih. Hal ini lah yang menghasilkan suhu tinggi pada bagian dinamo.

Bagi pengguna motor konvensional yang baru beralih ke listrik, memang harus bisa beradaptasi lebih dulu mengenai kebiasaan-kebiasaan baru tersebut.

Kesannya memang sepele, tapi bila membiarkan kebiasaan-kebiasaan tersebut justru bisa sangat merugikan karena biaya perbaikan yang bisa dipastikan sangat mahal.