Tren kendaraan listrik di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Artinya, cepat atau lambat keberadaan roda empat dan roda dua ramah lingkungan ini akan berkembang pesat di Tanah Air. Bahkan, saat ini, banyak pabrikan otomotif yang sudah mulai memasarkan atau mengembangkan mobil atau motor listrik untuk pasar nasional.
Secara garis besar, kendaraan listrik yang beredar di Indonesia, terbagi menjadi tiga jenis, yaitu hybrid, plug-in hybrid (PHEV), dan juga listrik murni atau baterai.
Semua jenis teknologi elektrifikasi ini, menawarkan efisiensi, performa, dan pengurangan emisi karbon yang berbeda-beda. Nah, untuk mengetahui perbedaan dari ketiga teknologi ramah lingkungan ini, mari kita bahas satu per satu, yang dilansir dari beragam sumber.
Mobil hybrid
Teknologi pertama yang dibahas, adalah mobil hybrid. Jenis kendaraan ini, masih menjadi yang terbanyak beredar di Indonesia. Beragam pabrikan memiliki line-up hybrid untuk pasar Tanah Air. Sebut saja Toyota, yang memiliki Innova Zenix hybrid, Corolla Cross hybrid, Camry hybrid, dan Yaris Cross.
Sedangkan Suzuki, memiliki Ertiga hybrid, XL7 hybird, dan Grand Vitara hybrid. Kemudian, ada Wuling Almaz RS hybrid. Selain itu, merek mewah seperti Lexus, juga tak luput dari persaingan segmen hybrid, dengan menwarkan ES 300h.
Jika berbicara teknologi hybrid, adalah gabungan sumber tenaga yang berasal dari mesin konvensional (bensin atau diesel) yang dipadukan dengan motor listrik.
Mobil hybrid, mampu dikendarai dengan hanya menggunakan motor listrik listrik saja, atau mesin konvensional saja atau perpaduan dari keduanya.
Cara kerjanya, motor listrik dan mesin konvensional dapat dibuat secara bergantian atau simultan untuk menggerakan roda kendaraan.
Sementara itu, baterai yang terdapat di mobil hybrid, biasanya memiliki kapasitas yang kecil, dan bisa dilakukan pengisian ulang saat pengendara melakukan pengereman. Berbeda dengan mobil plug-in hybrid atau PHEV) dan listrik, yang membutuhkan daya tersendiri atau melakukan pengisian baterai menggunakan alat khusus, baik yang berada di rumah atau stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
PHEV
Secara singkat, mobil hybrid dan PHEV tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh. Teknologi ini, masih mengandalkan mesin konvensional dan juga motor listrik, dengan bantuan baterai.
Perbedaannya, adalah kapasitas baterai yang lebih besar untuk mobil jenis PHEV. Dengan kapasitas baterai yang lebih besar, memungkinkan mesin bekerja lebih efisien dan dapat menggunakan salah satu penggeraknya jika terjadi masalah pada penggerak yang lainnya
Selain itu, perbedaan mendasar selanjutnya adalah cara pengisian baterai di mobil PHEV. Jika mobil hybrid bisa dilakukan pengisian baterai dengan melakukan pengereman, tapi untuk PHEV harus dilakukan secara manual, atau dicolok (plug-in) dari sumber listrik, baik dari wall charging yang terpasang di rumah atau kantor dan juga bisa menggunakan faslitas stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Seperti halnya mobil hybrid, karena masih memiliki mesin konvensional, roda empat PHEV ini juga harus tetap diisi bahan bakar, untuk menggerakan mesin konvensional saat berkendara.
Mobil Listrik
Terakhir, adalah mobil listrik murni alias baterai, yang memiliki perbedaan paling signifikan dibanding dua teknologi yang sudah dibahas sebelumnya. Sesuai dengan namanya, mobil listrik murni, kendaraan ini memang hanya bergantung kepada motor listrik untuk menggerakan roda dan juga baterai sebagai sumber tenaga.
Mobil jenis ini, tentu saja sudah tidak membutuhkan bahan bakar, karena untuk mengisi daya, harus melakukan pengisian listrik melalui wall charging yang terpasang di rumah atau memanfaatkan SPKLU yang sudah ada. Selain itu, untuk daya tempuhnya sendiri, mobil listrik murni atau baterai mampu melaju sejauh antara 200 hingga 500 km.
Tapi, perlu diingat sekali lagi, jarak tempuh ini tentu saja berbeda antara satu merek dengan merek lainnya, dan juga model yang diluncurkan oleh masing-masing pabrikan.
Jadi, ketiga jenis kendaraan elektrifikasi, baik hybrid, PHEV, maupun listrik murni memiliki cara kerja yang berbeda. Begitu juga dengan efisiensi, performa, jarak tempuh dan juga cara pengisian daya antara satu jenis kendaraan dengan kendaraan lainnya.
Sumber: Insideevs, Autoblog, dan laman resmi Auto2000
Foto via Insideevs